Buntil Purwokerto salah satu kuliner jenis ini terdengar asing di telinga. Bahkan bagi sebagian orang, nama tersebut terdengar aneh dan unik. Bagi masyarakat Banyumas, Buntil merupakan makanan yang sangat pas jika disajikan dengan nasi. Hidangan ini sebenarnya padanan kata, ‘buntelan diuntil-sampai’ yang artinya bungkusan yang diikat menjadi satu. Dan terbuat dari daun pepaya, daun singkong atau daun talas. Daunnya biasanya dibentuk bulat-bulat seukuran kepalan tangan anak-anak.
Seorang penjual Buntil Purwokerto di Pasar Manis, Munifah (49) mengatakan, banyak warga baru yang mencari Buntil di pasar. Apalagi di momen lebaran saat ini, ia mengaku kebanjiran pesanan buntil. Kadang banyak yang beli dari luar Banyumas, akhirnya saya buatkan yang dibekukan kalau ada pesanan yang jauh,” ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Minggu (16/5/2021). Beliau berjualan buntil sejak tahun 1993.Pada momen lebaran kali ini, ia bisa membuat sekitar 100 ikat buntil.
Hidangan Banyumas terbagi menjadi tiga jenis tergantung dari daun yang digunakan untuk membungkusnya. Jenis yang pertama dinamakan buntil talas, buntil singkong, buntil pepaya, jika pembungkusnya menggunakan daun pepaya. Dari ketiga tersebut daun talas memiliki rasa yang lebih lembut dan khas Banyumas. Namun dalam proses pembuatannya harus hati-hati karena daun talas dapat menimbulkan rasa gatal. Untuk menghilangkan rasa gatal, setelah dipetik daun talas kemudian dijemur hingga layu. Kemudian potong batangnya hingga hanya tersisa daunnya, lalu cuci menggunakan air mengalir hingga bersih.
Hidangan ini terbuat dari parutan kelapa muda yang telah dibumbui dengan sejenis bumbu cluban, kemudian digulung dan diikat menggunakan tali bambu. Untuk menambah nafsu makan bisa ditambahkan ikan teri, bawang bombay, cabai, lengkuas, asam jawa, garam, ebi atau udang rebon.Selanjutnya bungkusan tersebut dikukus hingga matang atau empuk. Saat disajikan, biasanya disiram kuah santan pedas dengan cabai rawit utuh.
Bahan- Bahan untuk membuatnya :
1 ikat daun singkong
65 ml santan instan
2 lembar daun salam
2 lembar daun jeruk
1 batang serai
1 lengkuas, haluskan
Bahan pengisi:
50 gr ikan teri basah
50 gr kelapa muda parut
6 cabai rawit
3 cabai merah keriting
3 siung bawang merah
2 siung bawang putih
bumbu sup:
4 siung bawang merah
3 siung bawang putih
6 buah cabai rawit (sesuai selera)
3 cabai merah keriting
3 buah kemiri
2 cm kunyit
10 buah cabai rawit utuh
1/2 sdt ketumbar, ditumbuk halus
gula pasir, garam dan kaldu jamur secukupnya
BACA JUGA : Kue Lempeng Tradisional Kalimantan Selatan
Cara membuat:
Cuci bersih daun singkong lalu rebus hingga layu. Tiriskan dan rendam dalam air dingin.
Campurkan kelapa parut dan ikan teri basah dengan bumbu halus. Tambahkan 1 sdt garam dan kaldu bubuk secukupnya, aduk rata.
Ambil 3-4 lembar daun singkong lalu isi bagian tengahnya dengan isian kelapa secukupnya, silangkan daun singkong untuk membungkus isian agar tidak rontok.
Ikat dengan tali (bisa menggunakan benang atau tali rafia yang sudah dicuci)
Haluskan bumbu untuk kuah, tumis hingga matang. Masukkan cabai rawit utuh, air, garam, gula pasir dan kaldu bubuk secukupnya, bila sudah mendidih masukkan buntil daun singkong, masak hingga bumbu meresap dan air menyusut.
Jika air sudah berkurang, masukkan santan, aduk dan masak kembali hingga mendidih dan kuah mengental. Anda bisa menambahkan air lagi jika daun singkong masih belum empuk. Tes rasa, jika sudah pas matikan api.